Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Makna Islam
18 jam lalu

Khutbah Jumat: Makna Islam ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 28 Shafar 1447 H / 22 Agustus 2025 M.

Khutbah Jumat Pertama: Makna Islam

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah menyembunyikan sedikit pun wahyu yang Allah turunkan kepada beliau. Segala risalah telah beliau sampaikan secara sempurna. Tidak ada satu pun yang disembunyikan.

Maka kewajiban seorang muslim adalah berusaha mengkaji dan mempelajari apa yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umatnya. Itulah kebahagiaan dan keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Apa yang beliau ajarkan tiada lain adalah manfaat dan maslahat, sementara apa yang beliau larang pasti mengandung mudarat, baik mudarat yang lebih besar maupun mudarat yang murni.

Namun, orang-orang yang hatinya dipenuhi syahwat dan hawa nafsu akan merasa berat mempelajari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka sering menganggap syariat ini berat, bahkan tidak sesuai dengan zaman, hanya karena bertentangan dengan keinginan hawa nafsu mereka.

Padahal, seorang hamba wajib meyakini dengan penuh keyakinan bahwa wahyu yang Allah turunkan adalah kebenaran yang mutlak. Adapun akal dan perasaan yang dipandang baik oleh manusia belum tentu baik di sisi Allah. Sebaliknya, sesuatu yang dipandang buruk belum tentu buruk di sisi Allah.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

…وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)

Manusia hanyalah diberi sedikit ilmu oleh Allah.

…وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

“Tidaklah kamu diberi ilmu melainkan sedikit saja.” (QS. Al-Isra [17]: 85)

Maka pantaskah dengan ilmu yang sedikit ini, dengan akal yang terbatas, manusia berani mengkritik syariat Allah ‘Azza wa Jalla? Pantaskah manusia yang disifati banyak kebodohan (jahul) berani menentang syariat Allah yang sempurna ilmunya?

Tidak layak bagi seorang hamba mengkritik syariat Allah. Syariat Allah hakikatnya sempurna, penuh kebaikan dan maslahat. Hanya saja akal manusia terbatas sehingga sering kali tidak memahami sebagian hikmah yang Allah kehendaki dari syariat-Nya. Namun, sebagian manusia justru menuduh syariat Allah dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai syariat yang ekstrem atau radikal, padahal semua itu hanyalah tuduhan batil.

Maka kewajiban seorang hamba adalah berserah diri (taslim) dan selalu berkata, sami‘na wa atha‘na. Itulah motto (prinsip) seorang muslim kepada Rabbnya:

…سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا…

“Kami dengar dan kami taat.” (QS. An-Nur [24]: 51)

Mendengar di sini bukan sebatas mendengar, tetapi mendengar yang disertai pemahaman, kemudian mentaatinya. Sebatas mendengar tanpa taat adalah akhlak orang-orang Yahudi yang berkata sami‘na wa ‘ashaina — “Kami dengar tetapi kami durhaka.” Adapun orang beriman berkata “Kami mendengar dan kami taat.”

Inilah sesuatu yang diperintahkan Allah: senantiasa taslim dan menyerahkan diri kepada-Nya. Itulah makna Islam, yang berasal dari kata aslama–yuslimu–islaman, artinya istislam lillah — menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim harus siap diatur oleh Allah meskipun aturan itu tidak sesuai dengan hawa nafsunya.

Khutbah Jumat Kedua: Makna Islam

Allah bersumpah bahwa iman seseorang tidak lurus dan tidak sempurna sampai terpenuhi tiga syarat. Pertama, menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai hakim dalam perkara yang diperselisihkan. Kedua, menerima keputusan Rasulullah dengan hati yang ridha dan rela. Ketiga, taslim, yaitu menyerahkan diri kepada Allah dengan sebenar-benar penyerahan.

Allah berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Inilah hakikat kesempurnaan iman, yaitu keimanan yang benar kepada Allah Rabbul Izzati wal Jalalah. Sebab manusia hanyalah hamba, yang tidak diberi ilmu oleh Allah kecuali sedikit saja. Kewajiban seorang hamba adalah meyakini bahwa syariat yang Allah turunkan adalah kebaikan, membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Download mp3 Khutbah Jumat: Makna Islam

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Makna Islam” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55497-khutbah-jumat-makna-islam/